Motivasi di Balik Perbuatan
“Segala pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi.”
Perenungan awal: Siapa yang sebenarnya kita cari?
Saat Yesus mengucapkan ayat ini, Ia sedang menyampaikan pengajaran terakhir-Nya di depan umum. Kata-kata-Nya keras dan penuh teguran. Ia berbicara tentang orang-orang yang seharusnya menjadi teladan rohani, yaitu para ahli Taurat dan orang Farisi. Mereka ingin dilihat saleh, ingin dipuji, dan mencari kehormatan manusia dan inilah yang Yesus soroti, tentang motivasi dan sikap hati mereka.
Yesus melihat bahwa mereka melakukan banyak perbuatan baik, tetapi tujuannya bukan untuk Tuhan, melainkan untuk dilihat manusia. Mereka memakai atribut keagamaan yang mencolok, duduk di tempat kehormatan, dan haus akan pujian. Dalam dunia sekarang, bentuknya mungkin berbeda, seperti upload ayat alkitab di media sosial, melayani di gereja agar terlihat aktif, atau bicara dengan kata-kata super rohani yang hebat, tapi semua itu hanya permukaan jika tidak lahir dari hati yang murni.
Ketika motivasi kita benar, maka buah pelayanan dan hidup kita juga akan mengalir dengan alami. Kita tidak perlu memaksa diri terlihat rohani, karena kasih kepada Tuhan akan terpancar dengan sendirinya. Yesus memanggil kita untuk melayani dengan kerendahan hati, bukan mencari tempat terdepan, bukan ingin dipanggil hebat, tapi karena kita sadar bahwa tanpa Dia, kita bukan apa-apa.
Yuk, kita merefleksikan diri masing-masing:
Apakah aku melayani karena kasih kepada Tuhan, atau supaya dilihat aktif? Apakah aku bersikap rohani agar orang lain mengagumi, atau karena aku benar-benar ingin dekat dengan Tuhan?