Apa Hubungannya Sama Gue?
Apa korelasinya kematian Yesus Kristus 2000-an tahun yang lalu dengan kehidupan kita di masa kini? Pertanyaan yang akan muncul karena ketidaksadaran kita akan sebab akibat dalam penyalibanNya.
1. Kitalah penyebab Yesus disalib.
Dosa kita yang menempatkan Yesus di atas kayu salib!
“Tapi aku kan belum lahir saat peristiwa itu? Bukan aku yang berteriak “Salibkan Dia””. Hei, dengan dosa turunanmu, dosa yang kamu buat sepanjang hidup, atau malah dalam kesombongan kau merasa tidak cukup berdosa, dengan itu semua kita menyalibkanNya.
Bukan cuma ahli Taurat dan orang Farisi yang pegang andil, bisa jadi kita yang sudah lama Kristen, rutin beribadah, fasih melayani, bahkan mungkin telah mempelajari Teologi secara akademis, namun justru jadi merasa superior dalam kerohanian, lebih suci daripada yang lain, dan tanpa sadar sedang menyatakan bahwa kita orang baik yang tidak perlu Juru Selamat.
Bukan hanya Yudas yang menjual Yesus, sudah berapa kali kita menukar Yesus dengan dunia, mengabaikan keutamaanNya dengan mengejar segala hal yang fana.
Bukan hanya Petrus yang menyangkal Yesus, sudah berapa kali kita malu mengakui iman kita di depan mereka yang belum percaya, malu terlihat terlalu serius mengikut Yesus.
2. Akibat kematianNya, kita dibebaskan dari hukuman mati atas dosa.
Bagaimana mestinya hidup seseorang yang tau dirinya harus dihukum mati, tapi hukuman itu diambil oleh orang lain yang sebenarnya tidak bersalah? Mestinya hidupnya tidak akan sama lagi, bukan?
Jika dulu tanpa tujuan, ia yang tau hidupnya kini diperpanjang karena anugerah, akan sedemikian rupa mengarahkan hidupnya jadi berguna, agar pengorbanan Sang Pahlawan tidak sia-sia.
Jadi, bukan sekedar berhubungan erat, karya Yesus bernilai segalanya bagi kehidupan kita di masa ini, hingga yang akan datang. Berdampak abadi, tak ubahnya kehidupan kekal.
“Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.”
Selamat memperingati hari Jumat Agung, dan hargailah dengan seluruh kehidupanmu.