Yang Dirumah Juga Butuh
Coba bayangkan seorang pekerja yang sangat berdedikasi, seluruh pekerjaannya diselesaikan dengan baik, di kantor semua orang menyukainya baik atasan maupun rekan kerjanya. Prestasinya membuat perusahaan tempat dia bekerja untung besar, bahkan di waktu liburnya pun dia masih membantu banyak orang dalam kegiatan sosial. Akan tetapi, saat kembali kerumah ibunya menangis karna seorang diri dirumah tidak ada yang menghiraukannya, saudaranya pun merasa ditinggalkan. Bahkan ketika orangtua atau saudaranya meminta waktu untuk sekedar bercengkrama, dia sudah lelah dengan semua kegiatan diluar dan ingin mengistirahatkan dirinya bahkan hanya untuk sekedar membaringkan badan maupun bermain dengan handphonenya. Tetapi rasa ingin berisirshanya akan sirna ketika dia dibutuhkan oleh perusahaan tempat dia bekerja ataupun demi kegiatan sosialnya.
Hal Ini pada akhirnya membuat “Perusahaannya” sendiri menjadi “tandus” karena tidak pernah dia sirami dengan perhatian dan kasih sayang.
Bukankah ironis ketika seorang pelayan Tuhan begitu aktif memberitakan kasih Kristus kepada orang lain, namun lupa membagikannya di dalam rumah ?
Coba mari sejenak kita menoleh ke dalam, ke rumah kita sendiri. Apakah semangat pelayanan, kasih yang kita tunjukkan di luar sudah sejalan dengan perhatian dan kasih yang kita curahkan kepada rumah kita ?
1 Timotius 5:8
Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.
Firman Tuhan ini bukan melarang kita untuk melayani di luar rumah, tetapi memberikan penekanan yang kuat tentang prioritas utama kita. Ia memanggil kita untuk melayani di manapun kita berada, di mulai dari lingkungan terdekat kita. Rumah yang sehat dan harmonis akan menjadi kesaksian yang kuat bagi dunia tentang kasih dan kuasa Tuhan.