Keluarga: Ladang Terang Pertamaku
Bayangkan sebuah rumah di tengah kegelapan malam karena mati lampu. Lalu sebuah lilin dinyalakan di dalamnya. Sinar lilin itu mungkin kecil, tapi dalam kegelapan, ia tampak begitu berarti. Demikian pula hidup kita, Tuhan memanggil kita untuk menjadi terang, dan terang itu harus pertama-tama menyala dari rumah kita sendiri.
Terang Itu “TINDAKAN NYATA”, bukan hanya sekedar kata-kata. Yesus tidak pernah mengajarkan bahwa terang hanya untuk tempat umum. Justru TERANG SEJATI diuji di tempat yang paling dekat dan pribadi, yaitu KELUARGA. Bagaimana sikap kita terhadap orang tua, pasangan, anak-anak, atau saudara kita mencerminkan seberapa nyata terang Kristus dalam diri kita.
Kenapa sih kita harus menyala di rumah?
Karena rumah adalah tempat di mana kita paling nyata
Mungkin di luar, kita bisa membawa diri dengan sangat baik, bisa tersenyum, ramah, hangat, dan lain-lain. Tapi di rumah, karakter asli kita terlihat. Apakah kita tetap sabar saat lelah? Apakah kita akan moody-an dan ngedumel di setiap rintangan? Apakah kita akan malas-malasan? Apakah kita tetap mengampuni saat tersakiti oleh orang terdekat? Apakah kita tetap mengasihi orang terdekat dan tidak perhitungan untuk pengorbanan yang telah kita lakukan?
Karena keluarga adalah ladang pelayanan pertama
Sebelum kita melayani orang lain, kita dipanggil untuk melayani keluarga. Suami, istri, anak-anak, orang tua, mereka semua adalah "jemaat pertama" yang Tuhan percayakan kepada kita.
Karena terang sejati diuji dalam relasi sehari-hari
Terang bukan sekadar “BERBICARA tentang kasih”, tetapi “HIDUP DALAM KASIH” dan kasih sejati teruji saat kita disalahpahami, disakiti, atau kecewa oleh orang yang kita kasihi.
Ingat bahwa, terang yang tidak menyala di rumah akan sulit menyinari dunia. Terang dunia tidak dimulai dari mimbar, tetapi dari meja makan keluarga