Terhubung

Layaknya seorang yang akan berpulang, memberikan pesan terakhir yang teramat penting dalam hatinya, begitupun Yesus ketika akan kembali ke sorga. IA menyampaikan The Great Commandment; Jadikanlah segala bangsa muridKu, kerinduan terbesar Yesus untuk menyelamatkan semua orang melalui kesaksian hidup kita. Tidak cuma perintah, IA juga memberikan The Great Promise; Aku menyertai kamu sampai kepada akhir zaman. Dan atas janji inilah, hidup kita bisa didasarkan. Kita tahu kita tidak pernah ditinggalkan, apapun tantangan yang kita hadapi di depan, ada Yesus beserta. Termasuk dalam menghadapi keluarga yang sulit.

Menyala dari rumah, akan terdengar asing bagi mereka yang ada dalam keluarga jauh dari harmonis. Merasa ingin menyerah karena terlihat mustahil bisa menjadi berkat di tengah keluarga berantakan. Itulah mengapa banyak orang ingin skip bagian ini, langsung melayani saja di gereja dan masyarakat yang tampak lebih mudah. Padahal, Tuhan tidak dengan asal menempatkan kita di tengah keluarga masing-masing. Semua ada maksud yang baik, dan tujuan yang besar. Dalam rancanganNya, IA bermaksud hadir dalam keluargamu lewat kehadiranmu (kembali ingat janjiNya, “Sekalipun Aku tidak akan meninggalkan engkau”). Tuhan yang tinggal dalammu, akan memampukanmu jadi berkat di tengah keluarga.

Banyak orang berupaya menjadi garam dan terang dengan kekuatan sendiri, tak ayal bisa lelah dan putus asa. Namun mari renungkan kembali ayatnya, Matius 5:13-14 berkata, “Kamulah garam dan terang dunia.” Bukan jadilah garam dan terang. Sehingga untuk mengasinkan dan menerangi sekitar, bukan dengan cara dibuat-buat, melainkan natur yang dihidupi karena menyadari identitas diri sebagai anak Tuhan.

Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran, dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan.
— Efesus‬ ‭5‬:‭8‬-‭10‬

Kuncinya, ujilah selalu apa yang berkenan kepada Tuhan. Maka untuk mengenal kehendakNya, adalah kemestian bagi kita selalu terhubung denganNya. Sebab terang tidak serta merta datang dari dalam kita, seperti lilin tidak akan menyala tanpa sumbu yang disulut api, dan bisa padam jika tidak dijaga. Harus dihubungkan kembali dengan sumber terangnya.

Begitupun pada Markus 9:50 kita diingatkan, “Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain.”

Bagi kalian yang mengalami tantangan dalam keluarga, tetap semangat. Peganglah terus janjinya, “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.” ~Kis 16:31

Jangan berhenti memberi rasa (kasih), dan menerangi keluarga, dengan terus terhubung denganNya.

Previous
Previous

Start From Home

Next
Next

Keluarga: Ladang Terang Pertamaku