Terang yang Tak Padam di Tengah Api Krisis
Kita semua pasti pernah mengalami masa-masa sulit, saat segala terasa berat dan seolah Tuhan jauh dari kita. Krisis datang tanpa diundang, kadang membuat kita bertanya, “Kenapa Tuhan membiarkan ini terjadi?” Tapi coba kita pikir ulang, sebenarnya krisis bisa jadi api yang membakar hal buruk dalam hidup kita dan membentuk kita jadi pribadi lebih kuat. Saat menghadapi krisis, pernahkah kamu bertanya, apakah kamu melihatnya sebagai akhir atau kesempatan bertumbuh dan makin dekat dengan Tuhan?
Banyak yang salah paham soal perbuatan baik. Mereka pikir kalau rajin berbuat baik, Tuhan akan terima dan kita bisa masuk surga. Padahal, perbuatan baik bukan jalan masuk surga, tapi hasil dari kita yang sudah mengikuti Tuhan. Jadi, perbuatan baik itu buah dari hubungan dengan Tuhan, bukan karena ingin hadiah. Apakah kamu berbuat baik karena ingin diterima Tuhan atau karena kamu benar-benar mengasihi Dia? Apakah perbuatanmu mencerminkan kasih tulus atau sekadar ingin dipuji?
Kalau kita paham ini, kita berbuat baik bukan untuk dilihat orang, tapi karena kasih Tuhan mengalir dalam hidup kita. Lewat perbuatan itu, orang lain bisa melihat surga-kasih, damai, dan pengharapan. Apakah kamu sudah menjadi “cerminan surga” bagi orang di sekitarmu?
Saat krisis datang, jangan menyerah atau merasa Tuhan meninggalkan kita. Justru saat itulah Tuhan pakai api itu untuk membentuk kita. Filipi 1:13 berkata, “Keadaan ini justru mendatangkan kemajuan bagi Injil.” Walau sulit, Tuhan pakai itu untuk membuat kita dan orang lain makin mengenal Dia. Bagaimana kamu merespon masa sulit? Lari dari Tuhan atau makin percaya Dia bekerja dalam hidupmu?
Sekarang, pikirkan langkah nyata apa yang bisa kamu ambil supaya krisis jadi api yang membangun imanmu dan berkat bagi orang lain. Apakah kamu siap membuka hati dan membiarkan Tuhan memakai hidupmu menunjukkan kasih dan kuasa-Nya?
Mari belajar melihat krisis sebagai awal baru bersama Tuhan, dan biarkan hidup kita jadi saluran kasih dan terang-Nya di dunia ini.