Dari Rantai ke Janji
Bangsa kita pernah hidup dalam rantai penjajahan. Kebebasan dibatasi, suara dibungkam, dan masa depan seakan dirampas. Tetapi pada satu titik sejarah, Tuhan campur tangan. Rantai itu dipatahkan dan Indonesia melangkah menuju janji kemerdekaan. Itulah yang kita rayakan setiap 17 Agustus, sebuah bukti bahwa rantai bisa benar-benar diputuskan.
Firman Tuhan berkata dalam Mazmur 107:14, “Dibawa-Nya mereka keluar dari gelap gulita, dan diputuskan-Nya belenggu-belenggu mereka.” Ayat ini tidak hanya berbicara tentang sejarah Israel, tetapi juga tentang kita hari ini. Sama seperti bangsa pernah keluar dari kegelapan penjajahan, Tuhan juga mau menarik kita keluar dari belenggu pribadi yang mungkin tidak terlihat oleh orang lain.
Kita bisa hidup di negara yang merdeka, tetapi hati masih terpenjara. Ada orang yang tampak bebas bergerak, namun sesungguhnya masih terikat oleh dosa, kecanduan, rasa bersalah, atau trauma masa lalu. Ada yang hidup dalam ketakutan akan masa depan, hingga takut melangkah maju. Rantai-rantai itu tidak selalu terlihat, tapi beratnya nyata.
Kabar baiknya: Tuhan bukan hanya Allah sejarah, Dia Allah yang hidup. Jika Dia sanggup mematahkan rantai perbudakan Israel dan membawa mereka menuju tanah perjanjian dan jika Dia sanggup mematahkan rantai bangsa kita dan mengantar Indonesia kepada kemerdekaan, maka Dia juga sanggup memutuskan rantai dalam hidup kita hari ini. Break free from the chains, step into His promises.
Kemerdekaan sejati bukan sekadar bebas melakukan apa saja, melainkan bebas untuk hidup sesuai dengan kehendak Allah. Bebas untuk meninggalkan kegelapan, bebas untuk memilih terang, bebas untuk berjalan di dalam janji Tuhan yang penuh pengharapan.
Pertanyaannya: apa rantai yang masih mengikat hidupmu? Apakah engkau sungguh-sungguh merdeka, atau hanya terlihat merdeka dari luar? Ingatlah, Kristus telah membuka jalan. Belenggu itu tidak lagi berkuasa atasmu. Saat kita benar-benar break free, di situlah kita akan mengalami breakthrough.