The End of Bondage

For if you live according to the flesh you will die; but if by the Spirit you put to death the deeds of the body, you will live.
— Romans 8:13

Dosa itu seperti ular. Jika kita menangkapnya tetapi membiarkan kepalanya hidup, ia akan menyerang lagi. Kita mungkin berpikir kita telah berhasil mengendalikannya, kita telah memenjarakannya, kita telah menahannya, kita telah menjinakkannya, tetapi kenyataannya, ular tersebut masih hidup. Dan, ia akan membalas pada momentum yang menurutnya tepat.

Alkitab tidak pernah memerintahkan kita untuk mengendalikan dosa. Alkitab memerintahkan kita untuk membunuhnya. Paulus berkata kita harus mematikan perbuatan daging. Mengapa? Karena daging tidak dapat diubah, ia harus disalibkan. Penyaliban bukanlah penyaliban yang lembut. Penyaliban itu menyakitkan dan tidak ada tandingannya. Namun, melalui kehancuran inilah, manusia lama kita mati dan hidup Kristus bisa bersinar.

Tragedi bagi banyak orang percaya adalah kita tidak ingin dosa mati, melainkan kita hanya menginginkannya “diam”. Tetapi ular yang diam tetaplah ular yang mematikan. Terobosan sejati datang ketika kita berhenti berdamai dengan apa yang Kristus telah datang untuk hancurkan.

Peran kita sekarang adalah:

  • Berhenti memelihara apa yang telah Dia pakukan di kayu salib

  • Berhenti “memberi makan” apa yang Dia telah datang untuk selesaikan

  • Berhenti berdalih terhadap apa yang telah Dia lakukan hingga dihukum mati

Breakthrough happens when we finally agree with God that the flesh must die. Fully, Completely, and Decisively.

Previous
Previous

Mandi Lumpur

Next
Next

Director's Cut: Extended Version