Saat Jiwa Terasa Berat
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.”
Ada masa di mana hati terasa penuh, pikiran kacau, dan tubuh lelah. Mungkin orang lain melihat kita baik-baik saja, tapi di dalam, ada pergumulan yang tak terucap. Kesehatan mental bukan hanya tentang “pikiran positif”, tapi tentang keberanian untuk jujur, bahwa kita adalah manusia yang rapuh, terbatas, dan butuh pertolongan.
Yesus tidak menolak orang yang hancur. Ia justru mengundang kita untuk datang apa adanya. Tidak perlu menutupi rasa takut, cemas, atau luka batin di hadapan-Nya. Dia tidak meminta kita kuat lebih dulu, Dia lah justru menjadi kekuatan itu.
Daud pernah berkata, “Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah!” (Mazmur 42:6). Daud tidak menyangkal kegelapan batinnya, tapi ia menaruhnya dalam doa.
Mungkin hari ini, kita merasa dunia terlalu berat. Ingatlah, bahwa iman bukan berarti selalu bahagia tanpa masalah. Iman berarti tetap berjalan, meski dengan langkah yang gemetar, karena kita tahu Tuhan berjalan bersama