Fear of The Lord
Korupsi tidak lahir di meja pejabat, melainkan lahir di dalam hati. “Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.” (Mat 15:19)
Dari hati, lalu bertumbuh melalui nilai yang dibiasakan dari kecil dalam lingkungan keluarga, lanjut lingkungan studi, semakin dewasa dalam lingkungan kerja, malah mungkin juga dalam lingkungan gereja. Mulai dari berbohong kepada orangtua, curang saat ulangan, markup budgeting kantor, meminjam tanpa mengembalikan, “mencuri” perpuluhan hingga kemuliaan. Semuanya adalah pelanggaran atas hak orang lain, bahkan hak Tuhan.
Ketidakadilan akibat korupsi para petinggi di negeri ini memang menyedihkan. Namun yang tak kalah menyedihkan, ketika wargapun melakukan penjarahan atas toko-toko hingga rumah pribadi kemarin ini. Apa bedanya dengan tindakan korupsi yang dibenci rakyat? Sama-sama tindakan kriminal, buah dari hati yang tamak. Hanya berbeda besar lingkup kuasanya. Jika saja para penjarah ini memiliki kuasa di atas, bagaimana kita percaya mereka tidak akan berlaku yang sama? Bisa bersembunyi di balik jas dan jabatan, sementara sekarang sudah mencuri secara terang-terangan.
Takut akan Tuhan adalah dasar.
Maka disebut sebagai awal dari segala hikmat. Bukan hanya urusan korupsi dan bernegara, melainkan dalam semua aspek hidup kita. Mau dilihat mata orang banyak, atau saat sendirian, kita tahu ada sepasang mata yang tak pernah lalai memperhatikan. Anak-anak Tuhan yang seharusnya menyadari kehadiranNya, akan mengupayakan hidup kudus serupa Bapa Yang Kudus. Sehingga anak-anak Tuhan dapat menjadi pembeda di tengah dunia yang gelap. Jadi anak Terang yang tak ikut gelap mata.
Jangan antipati duduk dalam pemerintahan. Bukan politiknya yang kotor. Orang-orang di dalamnya yang bermasalah. Namun bukankah kita memang dipanggil untuk hal itu? Menjadi pembawa solusi di tengah masalah.
Maka, jangan acuh dan lari menjauh. Justru mendekatlah dan berdampak. Sebab kesejahteraan bangsa adalah tanggung jawab kita.
Sesungguhnya, negeri ini bukan sedang darurat militer, melainkan darurat Kebenaran. Harus ada orang-orang yang berani namun takut di saat bersamaan. Mereka yang berani hidup benar, karena takut akan Tuhan!
Maukah kita menjadi salah satunya?
Setia menegakkan Kebenaran mulai dari lingkup terkecilmu, sebelum akhirnya dipercaya yang lebih besar lagi kelak.